Jumat, 19 Februari 2016

IKM Batik Difasilitasi Lapak Online

Disperindagkop dan UMKM Kota Pekalongan, bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika, dan Komputer (STMIK) Widya Pratama akan membuat e-marketplace berupa website lapak untuk berjualan online yang disediakan bagi pengusaha IKM batik di Kota Pekalongan.

Pembuatan e-marketplace tersebut sebagai upaya untuk mengglobalkan batik ke seluruh daerah di Indonesia, bahkan hingga Internasional.
Hal itu terungkap dalam kegiatan sosialisasi e-marketplace yang digelar Disperindagkop dan UMKM di Museum Batik, Selasa (16/2).
Sebanyak 30 pelaku IKM batik yang menjadi peserta, diberikan materi bagaimana tips dan kunci berjualan online. Sehingga dapat memberi kepuasan kepada pembeli.
Fungsional Perencanaan pada Disperindagkop dan UMKM, Ferry Yudianto mengatakan, kegiatan kali ini merupakan sosialisasi tahap awal kepada IKM batik yang akan bergabung dalam e-marketplace. Setelah ini, dikatakan Ferry akan diadakan pelatihan kepada 30 pelaku IKM tersebut bagaimana cara menggunakan e-marketplace.
“Minggu depan akan kami gelar pelatihan, mereka akan dilatih oleh STMIK, bagaimana pengoperasionalannya,” tutur Ferry. Sedangkan website e-marketplace sendiri, dikatakannya tengah dalam proses pembuatan. Targetnya, website tersebut akan dilaunching bertepatan dengan HUT Kota Pekalongan, 1 April 2016 mendatang.
Namun Ferry mengingatkan agar para pelaku IKM tersebut mengetahui kunci dalam berjualan online. Pertama, dia menyatakan, bahwa pelaku IKM harus jujur. Penjual, harus menjabarkan barang yang akan dijualnya secara jujur apakah itu batik tulis, cap atau batik kombinasi.
“Kalau tulis ya katakan tulis, kalau cap katakan cap atau kombinasi ya juga disampaikan apa adanya. Agar konsumen tidak kecewa dan tidak merasa dibohongi. Karena kalau sekali saja merasa kecewa, maka dia tidak akan datang lagi. Maka dari itu sebagai penjual haruslah menjaga kejujuran,” beber dia.
Selanjutnya, Ferry berpesan kepada penjual juga harus ramah. Ketika konsumen bertanya harus dilayani dengan baik. Jangan sampai, kata Ferry, buyer dicuekin. Bahkan jika memang tak ada barang sesuai pesanan konsumen, kalau bisa buyer diarahkan ke penjual lain untuk mendapatkan barang yang dicari. “Untuk itu nanti akan dibentuk forum agar bisa saling membantu. Terdiri dari 30 anggota ini,” tambah dia.
Selain itu, masalah pengiriman juga menjadi hal yang sangat penting. Untuk itu pula para penjual harus mempunyai peta di dekatnya yang berfungsi melihat sejauh mana buyer berasal. Sehingga dapat mengestimasi waktu pengiriman. “Kalau jauh terus diminta mengirim cepat bisa tidak. Kalau keberatan yang sampaikan, mampunya berapa. Kejujuran menjadi hal paling penting,” tandas dia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar