Selasa, 16 Februari 2016

Wow... Batik Makin Naik Kelas


Mengusung tema Batik Indonesia, fashion show BNI Fashion Craft and Festival seolah ingin menyatukan batik dari berbagai daerah. Aspalagi, Indonesia memiliki banyak daerah penghasil batik yang sudah populer. Sebut saja Jogjakarta, Pekalongan, dan Solo. 

Acara di Dyandra Convention Center, Surabaya itu menampilkan, puluhan koleksi batik indonesia yang pertama kali dipamerkan di Indonesia. Puluhan motif baru dengan berbagai model membuat para pencinta batik berdecak kagum. 

Salah seorang desainer yang ambil bagian dalam Batik Indonesia adalah Andy Hartono. Dia memilih mendesain batik dengan konsep yang lebih internasional. Mengusung tema Story of Blue, dress batik kreasi pria asli Jakarta tersebut memang tampak berbeda.

Dengan dominasi warna biru, dia memberikan sedikit sentuhan motif batik Marrakech, Maroko. “Warna biru atau warna cerah lainnya lebih disukai oleh orang Eropa daripada warna tanah, seperti hitam dan cokelat,” kata Andy.

Dress biru gelap di bagian dalam yang dipadu dengan batik motif Marrakech rwarna putih di bagian luar sehingga dress batik tersebut tampak kasual.

Andy mengatakan bahwa dress batik miliknya cocok digunakan dalam acara pesta. Karena warnanya tidak terlalu ramai, dress tersebut juga bisa dikenakan sehari-hari.

“Jadi, ini bukan batik Cirebon, Perkalongan, atau Jogjakarta. Inilah batik Indonesia,” paparnya.

Beda lagi tema yang diusung Samuel Guntur. Desainer asal Cirebon tersebut menyatukan batik Indonesia dalam sebuah kemeja. Dengan mencampurkan beberapa motif, dia menambahkan gambar hewan. Desain Samuel terbilang nyeleneh.


Dia menyatakan bahwa batik karyanya memang ingin keluar dari pakem. “Banyak yang bosan dengan motif batik yang ada. Saya ingin membuat sesuatu yang baru dengan batik,” ucapnya.

Guntur berhasil mengombinasikan gambar bangau warna hitam pekat dengan motif batik teratai warna merah ala Jawa Timur. Kesan yang dihasilkan memang berbeda dari batik kebanyakan.

Batiknya keluar dari pakem. Gambar bangau lebih menonjol, namun tak meninggalkan kesan batik. Gambar hewan juga dibuat dengan cara tradisonal. Masih menggunakan canting. Butuh dua bulan untuk proses pembuatannya,” jelasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar